Tuesday, August 19, 2008

Umbul-Umbul Kampung Baruku


Tujuh belas Agustus tahun empat lima,
itulah hari kemerdekaan kita,
Hari merdeka..nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonedsia...Merdeka...

Lagu yang diputar oleh MP3 player milik Om Ismail sepanjang hari sabtu 16 Agustus dan Minggu 17 Agustus 2008 di jalan kampung baruku, entah mengapa menimbulkan rasa yang menyeruak diantara semak ilalang pikiran yang sudah terpola dan terbentuk sekian lama di diriku...Rasa yang teramat jarang aku rasakan, rasa yang lain dari pada yang lain..rasa ini mungkin adalah semangat yang terkubur rutinitas aktivitasku selama bertahun-tahun, semangat kebersamaan, semangat kepedulian, semangat bergotong royong, semangat berkumpul, semangat menghormati dan semangat beramah tamah.


Yuppp!!! kampung baruku mulai menggeliat dari bangun tidurnya seperti Audrey kala terbangun dari tidurnya,.... mulai dari picingan sebelah matanya, berlanjut ke usap-usap mata, menengok kiri dan kanan, kemudian duduk sambil celingukan mencari papi dan maminya, lalu turun dari tempat tidur dan menuju ruang dapur menemui maminya sambil berkata..."Mami!!!...Audi udah bangun!

Pun demikian halnya dengan kampungku, menggeliat di tahun pertama kampung ini berpenghuni. Banyak kekuatiran dengan kampung baru ini karena satu sama lain tidak mengenal tetangganya...celingukan ke kiri dan ke kanan bertanya-tanya apakah rumah depanku dan sampingku ini sudah berpenghuni atau belum??...siapakah mereka andai mereka sudah menghuni rumah itu??..apakah mereka ramah dan mau bertetangga denganku??

Terjawablah sudah ketika moment 17an digunakan untuk menjawabnya.

Berbekal persiapan selama 2 minggu, akhirnya terjadilah acara memperingati HUT RI ke 63 di kampung baruku. Setiap rumah manaikkan bendera merah putih dengan gagahnya, dan juga umbul2 merah putih dipasang di lokasi acara.

Ada 13 orang yang menjadi panitia, paling tidak inilah modal untuk merealisasikan acara ini, dan juga kerja 2 minggu itu pulalah yang mempersatukan mereka dan bisa saling mengenal satu sama lain secara lebih baik. Lalu jumlah warga Blok G kampung ini adalah 54 KK, jumlah yang cukup banyak bila diasumsikan satu KK memiliki anggota keluarga sebanyak 4-5 orang; maka total jumlah jiwa yang sudah menghuni kampung ini ada 200-250 jiwa...Banyak bukan?

Inilah rangkaian acaranya:

Sabtu 16 Agustus 2008, 06.30 WIB : Kerja Bhakti
Dengan alunan musik lagu-lagu perjuangan dari Cokelat yang menghentak sunyinya pagi dikampungku, orang-orang dibangunkan dan diminta untuk mulai bekerja bhakti membersihkan rumah dan lingkungannya, terutama saluran air yang kotor dan mampat yang berpotensi menjadi sarang berkembang biaknya nyamuk. Sungguh aktivitas yang menyenangkan sekaligus melelahkan. Menyenangkan karena temanku bertambah banyak, jejaring keluargaku otomatis bertambah. Juga menyenangkan ketika kami bisa bersenda gurau dengan teman yang notabene baru kali pertama itu bertemu dan berkumpul. Melelahkan karena memang yang harus dibersihkan juga sangat banyak, apalagi saluran air banyak yang mampat oleh gundukan tanah dan pasir sisa renovasi setiap rumah. Kerja bhakti berakhir pukul 10.00 WIB dan diakhiri dengan makan snack bersama dan minum kacang hijau. Kotoran yang terkumpul kemudian diangkut oleh pick up milik developer dan mereka mengangkutnya dalam 7 trip...wow..betapa banyaknya sampah itu!!

Sabtu 16 Agustus 2008, 15.00 WIB : Acara Sepak Bola Banci Bapak-Bapak
Meski acara ini sepertinya bertaruh dengan keberanian para bapak..maksudnya keberanian untuk malu..hehe..ternyata acara ini membuktikan bahwa para bapak memang berani tampil ala banci...bagaimana tidak; dengan berdaster-ria, para bapak kemudian akan dirias oleh istri masing2..bukan oleh istri tetangga lho.. dan diawali dengan para ibu yang matanya ditutup kemudian merias para bapak..apa jadinya ketika gigi yang diolesi lipstick, dan mata yang tercolok lipstick, hidung yang kemasukan bedak..wuakakakakak...yang terjadi adalah tertawa panjang para penonton yang terpingkal-pingkal dibuatnya. 

Setelah dirias, para bapak bermain bola...wuih serunya!!! lagi-lagi ketawa terpingkal-pingkal para penonton dibuatnya karena begitu ada musik, maka bermain bolanya dihentikan dan langsung para bapak harus berjoget dangdut..hehe..ketika musik berhenti maka bermain bola dilanjutkan...begitu seterusnya.

Kemudian acara berlanjut dengan tarik tambang, acara yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Namun apa mau dikata, acara ini harus batal karena si tambang sudah menyerah dulu..dengan sedikit tarikan saja si tambang sudah putus. Rupanya si tambang sudah lapuk dimakan usia. Well...dengan pertimbangan keselamatan maka acara ini dibatalkan dan diganti dengan sepakbola babak berikutnya....tetap Happy!!!

Minggu, 17 Agustus 2008, 06.30 WIB : Parade Sepeda Hias dan Perlombaan
Bermodalkan sepeda yang sudah dihias papi 2 hari yang lalu, Audrey dengan antusias bangun dari tidur dan segera bersiap diri mengikuti parade sepeda hias. 
Dilokasi start mulai berkumpul anak2 dan orang tua dengan sepedanya yang sudah dihias warna-warni dan beraneka bentuk. Anak-anak tampak sangat ceria dan senang karena ini juga adalah 
kali pertama mereka berkumpul bersama dan bersenang-senang.  Parade dilakukan disekitar kampung.
Kemudian setelah itu acara perlombaan dilaksanakan untuk anak-anak. Sungguh menyenangkan bisa membuat anak-anak itu tertawa riang dan berekspresi dengan kepolosan mereka. Para orang tua juga dengan antusias mendukung anaknya berlomba.
Wow...another amazing show!!!

Minggu, 17 Agustus 2008, 19.30 WIB : Malam Temu Akrab
Inilah puncaknya, inilah yang kami tunggu-tunggu...kesempatan untuk bertemu dan mengenal siapa sih tetanggaku. Dengan kesederhanaanny, acara ini berintikan perkenalan setiap keluarga. Kami sekarang sudah berkenalan, kami sekarang sudah tahu siapa tetanggaku, kami sekarang bisa tahu ternyata tetanggaku adalah tetangga yang baik yang mau berkumpul bersama, yang mau ikut ringan tangan mengangkat sampah di selokan secara bersama-sama.
Kami makan bersama di malam itu dan dengan kesederhanaan pula kami beramah tamah dengan iringan organ dari Ibu Mahyus. Para warga menyumbangkan suaranya menyanyikan lagu juga dengan iringan organ. Sungguh mengharukan dan membanggakan, ternyata kami bisa berkumpul dengan baik disini.

Well...inilah rasa-rasa yang menyeruak tadi..rasa semangat kebersamaan, rasa semangat, rasa antusias, rasa perjuangan (meski utk acara sekecil ini), rasa berkorban dan mungkin rasa yang belum terdefinisi.

Kampung baruku sudah bangun dari tidurnya sama seperti Audrey bangun dari tidurnya.

0 comments:

 
© free template by Blogspot tutorial