Monday, September 15, 2008

Hi Meat Lover..Beware!!! Ada Daging Busuk

My Goodness!!!!!
somebody has taken rotten meat which has been thrown away to the garbage yard, and then that insane guy cooked it again and sell it to the market. 


Can you eat rotten meat if it were cooked well enough? .....
taken from yahoo.com

Not that one would want to.. but I was just curious if you had raw meat that spoiled in the fridge and you cooked it well, would it be possible to ingest this meat without becoming sick? 

No. The problem is not just the bacteria in the meat - cooking usually can take care of that. However, the bacteria can produce toxins that even cooking cannot get rid of. Often, the effects from the toxins are worse than from the bacteria themselves. (For example: one especially bad form of food poisoning, botulism, is caused by bacteria toxins, not the actual bacteria).

So guys...please be careful in purchasing the meat, only buy fressh meat from reliable store.

In modern healthy habit, consuming meat is much less than before since there are some illnesses found and the bacterias causing that illnesses are from the meat. Also people now are trying to avoid meat to increase their health level. 
Here I have an article taken from kompas.com which could give you a bit of knowledge about the relation between health and the meat.

Apa Salahnya Doyan Daging?

Doyan daging dan minum manis, tapi gemar olahraga apa bisa bikin kolesterol tinggi dan diabetes? Begitu seorang ibu bertanya. Dr. Handrawan Nadesul menjawab pertanyaan tersebut dalam rubrik Klinik Keluarga di Tabloid Gaya Hidup Sehat berikut ini :

“Dokter, suami saya termasuk orang yang gemar berolahraga. Satu minggu 3-4 kali olahraga sepakbola dan bulutangkis. Dia sangat gemar makan daging dan ikan, tapi tidak menyukai sayur dan jarang makan buah. Minumnya banyak, tapi selalu manis (sirop dan susu).

Saya takut suami saya lama-lama akan kolesterol dan diabetes. Namun, tiap saya ingatkan, dia selalu berkata, tidak mungkin akan kolesterol karena dia sangat rajin olahraga jadi lemaknya akan terbakar pada saat olahraga. Yang ingin saya tanyakan, apakah benar lemak kolesterol akan stabil bila rajin olahraga?”

Ny. Lln., Semarang

Ketahui Faktor Risiko
Ny. Lln. di Semarang, saya memahami kecemasan Anda sebagai istri, dan itu positif melihat zaman sekarang semakin muda saja orang terserang stroke dan jantung koroner. Sikap waspada dan mempertimbangkan pilihan gaya hidup, bagian dari upaya preventif yang sehatnya dilakukan setiap orang yang hidupnya dalam jebakan serba otomatis seperti sekarang.

Menjawab kasus suami Anda yang hobi makan daging, ikan, serta minuman manis, tapi rajin berolahraga, perlu diperiksa bagaimana otobiografi menu hariannya sejak kecil, dan adakah faktor-faktor risiko yang dibawa dalam tubuhnya. Adakah juga faktor warisan darah tinggi, kegemukan, dan diabetes sendiri.

Apabila sejak kecil sel lemak tubuhnya sudah besar-besar dan banyak akibat menu hariannya berlebihan, punya turunan darah tinggi, dan atau diabetes, sejumlah faktor risiko itu sekarang mungkin telah membuat pembuluh darah tubuhnya mulai berkarat lemak (aterosklerosis). Semakin banyak faktor risiko yang dimiliki tubuhnya, semakin buruk kondisi pembuluh darahnya sekarang. Sebaliknya, bila faktor risiko itu sedikit atau nyaris tak ada, semakin sedikit kerak dan karat lemak pada dinding pembuluh darah yang mungkin sudah melengket pada pembuluh koroner jantung, otak, ginjal, atau matanya.

Di negara maju, sebut saja Amerika Serikat, pembuluh darah rata-rata remajanya sudah mulai berkarat. Diperkirakan ketebalan karat lemak pipa pembuluh itu bertambah sekitar 2 persen setiap tahun jika faktor risiko yang dimilikinya dibiarkan tak terkendali, seperti tetap makan berlebihan dengan menu berlemak tinggi, kurang gerak, dan masih diperberat oleh stressor fisik maupun jiwa.

Benar, dengan berolahraga sebagian kalori yang kita peroleh dari makanan akan dibakar. Tergantung seberapa besar porsi olahraga kita, sebesar itu pula kalori yang dibakar. Termasuk akan membakar pula kelebihan deposit gajih di bawah kulit jika olahraga atau gerak badan sampai melampaui jumlah kalori yang kita konsumsi.

Meski demikian, olahraga, gerak badan, dan aktivitas fisik tidak akan mengurangi karat lemak aterosklerosis yang sudah telanjur terbentuk pada dinding pembuluh darah. Berolahraga atau kegiatan fisik memang bisa menurunkan lemak darah (lipid: kolesterol, trigliserida, asam lemak bebas), sehingga pembentukan karat lemak pada pembuluh darah tidak berlanjut.

Namun, karat lemak yang sudah terbentuk tidak akan luruh dengan aktivitas fisik. Aterosklerosis yang baru akan kembali terbentuk bila sewaktu-waktu kadar lipid darah kembali meninggi, dan demikian seterusnya sepanjang hidup.

Status Gizi
Kembali ke kasus suami Anda, perlu diketahui seperti apa status gizi suami sekarang? Jika ia berbakat gemuk, dan total kalori harian yang dikonsumsi setelah dipotong aktivitas fisik (terutama dari karbohidrat, termasuk gula) ternyata masih melebihi kebutuhan harian tubuh, maka akan tetap membentuk deposit gajih. Jika ada bakat kolesterol (turunan), kelebihan kalorinya bukan saja menjadi gajih, tapi akan mengalir dalam darah sebagai hyperlipidemia (bisa kolesterol saja, trigliserida saja, atau keduanya yang meninggi dalam darah).

Namun, tidak setiap orang yang kelebihan mengonsumsi lemak dan manis-manis, tentu lemak darahnya akan melebihi normal. Tergantung “dapur” metabolisme tubuhnya. Jika tidak berbakat hyperlipidemia atau hyperlipoproteinemia, ya kadar lipid darahnya tetap saja tidak tinggi. Sebaliknya bagi yang berbakat hyperlipidemia, kendati konsumsi kalori (lemak, gula) rendah saja, lipid darahnya bisa saja melebihi normal.

Amati saja, apakah dengan pola kegiatan dan pola menu harian yang sudah berlangsung rutin itu, kian bertambahkah berat badan suami Anda? Jika ya, berarti kalori yang dikonsumsi dalam menu harian melebihi yang dibakar. Untuk itu agar stabil berat badannya, porsi menunya dikurangi atau aktivitas fisiknya yang ditambah.

Namun, itu saja belum cukup. Periksa kadar lipid dan gula darahnya juga. Bila ternyata tidak meninggi, berarti aman, dengan catatan pola dan porsi aktivitas hariannya harus tetap dipertahankan demikian.

Jika ternyata aktivitas hariannya berkurang, agar stabil, porsi menu hariannya pun perlu dikurangi. Begitu pula jika aktivitas fisik hariannya bertambah, porsi menunya pun perlu ditambah pula.

Itu saja pun belum cukup. Selain kecukupan kalori, tubuh juga membutuhkan kecukupan vitamin dan mineral dalam takaran yang memadai. Vitamin dan mineral yang jumlahnya 40-an jenis itu dan tubuh perlukan setiap hari diperoleh dari sayur-mayur dan bebuahan segar. Namun, kita tahu, kualitas sayur-mayur dan bebuahan kita zaman sekarang tidaklah sesehat zaman dulu. Cara panen, cara simpan, dan distribusi, selain kualitas lapisan tanah atas (topsoil) bumi sudah tidak selengkap produksi dulu, menambah rendah kualitas bahan makanan bersumber vitamin-mineral kita.

Itu berarti kendati kita cukup mengonsumsi sayur dan buah setiap hari, belum tentu kecukupan tubuh akan vitamin dan mineral harian terpenuhi. Belum lagi kalau cara menyiangi, cara olah, cara menyajikannya tidak memenuhi syarat gizi sehingga tidak seluruh kandungan nutrisi dalam bahan makanan tersebut berhasil tubuh manfaatkan. Seperti itu agaknya nasib menu rata-rata orang modern.

4-5 variasi menu
Kecukupan tubuh orang modern akan seluruh kebutuhan zat gizinya bertambah kritis lagi apabila menu hariannya kurang bervariasi. Untuk memenuhi kecukupan ragam nutrisi yang 40-an jenis itu meja makan kita memerlukan sedikitnya 4-5 variasi menu setiap kali saji.
Harus diakui kalau menu harian orang modern yang hidupnya serba instan dan dikejar waktu, dan untuk memilih praktisnya sehingga cenderung bermenu seketemunya yang itu-itu saja lagi (monodiet). Kalau bukan soto, ya, gado-gado, atau nasi padang.

Dalam menu harian yang bolak balik seperti itu saja diperkirakan tidak semua zat gizi yang tubuh butuhkan terpenuhi. Itu sebab acap disebut-sebut, orang modern, yang kelihatannya saja gemuk dan tambun, kalau diperiksa ternyata tetap kekurangan gizi. Sebut saja kemungkinan kekurangan Zn, selenium, chromium, bahkan vitamin C, dan kalsium sebagaimana banyak terungkap pada sebagian besar populasi Amerika.

Melihat kebiasaan suami Anda yang ogah makan sayur dan tanpa buah (yang sedikitnya perlu 5 porsi dalam sehari) pula, saya kira jika darahnya diperiksa, dan rambutnya dianalisis (hair analysis), tentu ada zat gizi yang kurang dalam tubuhnya yang belum tentu sudah menimbulkan keluhan atau gangguan yang terasakan atau bermanifestasi. Dunia medis sudah mencatat sekian banyak ancaman gangguan pada organ tubuh jika sampai kekurangan zat nutrisi yang vital tubuh butuhkan, termasuk vitamin dan trace-elements, zat esensial, yang cuma dibutuhkan dalam takaran yang amat kecil (mikrogram), tapi vital bagi tubuh.

Daripada bingung harus bagaimana, saya kira, bila suami Anda masih juga susah mengonsumsi sayur-mayur dan bebuahan, tidak salah jika mulai rutin mengonsumsi esktra suplemen multivitamin (boleh pilih merek apa saja asal lengkap). Dengan berolahraga berat (sepakbola dan bulutangkis), berarti fungsi otot tubuhnya sangat terperas. Padahal, selain kalori, fungsi otot juga memerlukan beragam pula kebutuhan aneka vitamin maupun mineral. Keluhan gampang kram, atau kejang kaku, bisa jadi sebab kebutuhan otot akan vitamin dan mineral yang tidak tercukupi.

Yang perlu Anda lakukan kini, jika belum mengenal profil lemak darah suami Anda, periksalah sekarang, termasuk gula darahnya. Jika ternyata masih dalam batas normal, tak perlu cemas sekalipun tetap doyan makan daging, ikan, serta minuman manis.

Selama berat badannya terkontrol ideal (Ideal bodyweight), yakni berat badan (Kg) dibagi tinggi badan (meter) pangkat dua = menghasilkan indeks antara 20-25. Lebih dari 25 berarti mulai kegemukan, dan bila kurang dari 20 berarti kelewat kerempeng.

Bersyukur punya suami yang masih rajin berolahraga. Karena hanya dengan cara itu, orang kota yang kecukupan pangannya sudah terpenuhi, masih bisa bertahan hidup bugar. Sebagai suami ia boleh saja seperti harimau, atau kucing.

Untuk lebih lengkapnya ia juga harus doyan makan kacang-kacangan seperti orang Italia. Perkara ia suka yang manis-manis, selama masih sebatas seperti semut, tak perlulah Anda risau. Bukan sebab kebanyakan manis orang jadi kencing manis. Namun, jika kesukaan manis-manis sudah berubah lebih dari perangai semut, itulah yang mesti Anda sebagai istri waspadai. Umpama kata ia mulai terpikat manisnya rumput tetangga. Maaf cuma bercanda. Salam. @

taken from kompas.com


0 comments:

 
© free template by Blogspot tutorial