Wednesday, April 23, 2008

shanghai-chengdu-xi'an






Setelah kunjungan terakhir di bulan Desember ke Wenzhou & Beijing, kali ini penulis berkesempatan mengunjungi Shanghai, Chengdu dan Xi'an. Kunjungan berlansung dari tanggal 16 April sampai dengan 21 April 2008.

Seperti pada kunjungan terdahulu, kunjungan kali ini pun tidak bisa disebut 'jalan-jalan' karena memang di tas kami ada muatan dinas. Kali ini adalah kunjungan dinas untuk technical meeting of Kuala Tanjung 2x135MW Steam Power Plant dengan Design Institute.
Kami berangkat tanggal 16 April 2008 menuju Shanghai menggunakan pesawat Singapore Airlines. Perusahaan penerbangan ini memang sangat terkenal dengan kualitas pelayanannya. Sangat menyenangkan menumpang pesawat ini, pelanannya terbukti memuaskan. Pramugari yang 'segar' - maksudnya muda dan cantik - dan sangat ramah membuat perjalanan semakin nyaman. 
But don't ever compare it with local Indonesian Airlines, bahkan airlines terbaik di tanah air pun 
tidak mampu menyainginya.

Kami tiba di Shanghai malam hari dan bermalam di hotel Sport Park Hotel. Sebuah hotel yang unik karena tidak lain hotel ini adalah sebuah stadion sepakbola. Bagaimana bisa? Yup, dinding stadion yang sisi dalamnya adalah tempat duduk penonton, disi luarnya disulap menjadi kamar hotel dengan design minimalis. Sebuah ide yang brilliant. 
Shanghai adalah kota metropolis dengan tingkat  modernitas yang tinggi. Dimulai dengan Airportnya yang modern, artistik dan high tech. Infrastrukturnya pun sama dengan Beijing; jalannya 8 jalur termasuk 
2 bike lane (jalur sepeda dan motor), jalanya sangat bersih, tol yang juga sangat mulus dan bersih, sungai yang bersih, gedung2 perkantoran bertingkat yang sangat rapi berdiri bersamaan dengan apartment-apartment. Penduduk yang sangat banyak tidak membuat kehidupan sosial dan 
lingkungan menjadi rusak, malah sebaliknya kehidupan sosial dan lingkungannya 
tertata dengan baik. Sungguh mengagumkan ketika melihat penduduk sebanyak itu 
dapat di atur oleh pemerintahnya dengan disiplin yang tinggi. Segalanya teratur 
dan penuh disiplin. 
Lalu lintas di jalan raya juga sangat tertib; tidak ada terdengar teriakan 
dan makian penuh emosi seperti yang biasa kita dengar dan saksikan di Jakarta. 
Everythings are in order.
Disini kami meeting dengan client, dan keesokan harinya kami berangkat ke Chengdu untuk bertemu dengan design institute dan memulai meeting marathon.
Isi dan bagaimana jalannya Technical Meeting tidak perlu dipaparkan disini karena andapun tidak akan menyimaknya, 
anyway meeting adalah meeting, kegiatan yang amat menjemukan apalagi kalau harus 
dilaksanakan secara marathon 4 hari berturut-turut. Tentu saja sangat menguras tenaga dan pikiran.

Chengdu adalah ibukota propinsi Sichuan, terletak di sebelah utara sanghai. Penerbangan dari shanghai menuju Chengdu ditempuh dalam waktu 3 jam. Aku mengira Chengdu adalah sebuah kota yang mungkin tidak terlalu berbeda dari Surabaya. Perkiraanku salah, Chengdu jauh lebih besar dan lebih hebat bila dibandingkan dengan 
Surabaya, bahkan bila juga dibandingkan dengan Jakarta. Jakarta ibukota negara 
kebanggaan kita itu kalah segala-galanya dari sisi fisik dan modernitas... What a petty!! 
Hanya soal makananlah yang membuat aku jengah. Jengah karena meskipun counter part selalu menjamu kami dengan jamuan makan siang dan malam yang kami kira dipersiapkan dengan baik dan sungguh-sungguh, tetapi taste orang Indonesia ini tidak bisa menerima makanan itu. Rasanya sungguh aneh, kalu pedas..pedas sekali, kalau asam..asam sekali, kalau asin..asin sekali, juga ada banyak rasa baru yang tidak pernah kurasakan sebelumnya; belum lagi bahan makanannya yang baru kulihat kali itu. Uuh..seketika aku kangen sayur asem dan gado-gado; makanan paling nikmat sedunia..hihi.



Ada satu hal lain yang tak akan bisa luput dari perhatianku, yaitu betapa bahagianya pengendara sepeda di China, mereka mendapatkan perhatian yang sungguh-singguh dari pemerintahnya. Mereka diakui dan dihormati keberadaannya dengan menyediakan mereka spesial bike lane di setiap ruas jalan dan di setiap sisi jalan, di kiri dan kanan. Mereka bisa dengan tenang mengendarai sepedanya tanpa ada rasa takut tertabrak mobil pribadi dan angkutan umum. Salut untuk China untuk urusan yang satu ini. I wish I have the bike lane in Jakarta....

Tanggal 21 April kami menuju Xi'an, ibukota propinsi Shaanxi. berikut ini kutipan dari wikipedia tentang Xi'an: (http://en.wikipedia.org/wiki/Xi'an)
Xi'an (Chinese: 西安; pinyin: Xī'ān; Wade-Giles: Hsi-An; Postal map spelling: Sian), is the capital of the Shaanxi province in the People's republic of China and a sub-provincial city. As one of the most important cities in Chinese history, Xi'an is one of the Four Great Ancient Capitals of China because it has been the capital (under various names) of 13 dynasties, including the Zhou, Qin, Han, the Sui dynasty, and the Tang. Xi'an is also renowned for being the eastern terminus of the Silk Road and for the location of the Terracotta Army, made during the Qin Dynasty. The city has more than 3,100 years of history. The ancient city of Chang'an (traditional Chinese: 長安; simplified Chinese: 长安; pinyin: Cháng'ān; literally "Perpetual Peace") is within Xi'an's borders, but is offset from the existing walled city of Xi'an.

Since the 1990s, as part of the economic revival of interior China especially for the central and northwest regions, the City of Xi'an has re-emerged as an important cultural, industrial and educational center of the central-northwest region, with facilities for research and development, national security and China's space exploration program.


Wow!!! inilah kota paling terkenal di China. Xi'an adalah kota tua yang pernah menjadi ibukota China dan merupakan kota yang menjadi bagian dari jalur sutera (silk road). Padahal kukira xi'an hanyalah sebuah kota kecil tempat dimana aku akan melihat aktifitas konstruksi 2 buah powerplant.

Luar biasa!! disinilah aku bisa melihat tempat-tempat dan bangunan tua bersejarah yang sangat terkenal di dunia yaitu Terra-cotta Warrior Museum dan Bell Tower. Capeknya meeting 4 hari berturut-turut terbayar sudah dengan perasaan takjub akan budaya berumur 3000 tahun yang dimiliki oleh bangsa ini.













0 comments:

 
© free template by Blogspot tutorial